Sabtu, 29 Agustus 2020

Masa kecil yang pahit

 Saat kelas 2 Sd saya divonis dokter menderita sakit 'kuning' atau lever. Akupun disuruh berobat jalan seminggu sekali. Sejak itu ibu tidak pernah lupa untuk membawaku ke rumah sakit. Setiap pagi ibu menggendongku naik angkutan kota yg biasa disebut 'Honda' kemudian disambung naik bemo mnju Hasan Sadikin. Kadang saat melihatku 'mabuk' dg bau knalpot dan ruangan sempit dalam bemo, ibu mengajakku turun sebelum rs dan menggendongku agar aku merasa nyaman. Dalam hati aku sangat iba melihat ibu menggendongku dan harus jalan kaki dg jarak yg cukup jauh. Selama hampir tiga bulan aku bed rest dan kontrol ke rumah sakit sampai dinyatakan sembuh. Catur wulan ke 3 aku baru mulai masuk sekolah dan raportku di cawu 2 kosong melompong. Untunglah saat kenaikan kelas aku bisa naik ke kelas 3 krn guru2ku merasa iba dg ku. pada saat aku duduk di kelas 4 ibu mngajakku pindah ke kota tasikmalaya. Kota yg asing bagiku walaupun itt kota kelahiran ayahku.  ibu memutuskan mngikuti ayah yg sudah pesiun dan ingin kmbali ke kota kelahirannya. Pada awal kepindahanku ke sekolah yg baru sangat menyiksa bagiku. Aku yg selama ini tidak pernah diperbolehkan ikut senam pagi oleh guru sd ku yg dulu dg alasan kesehatan, di sekolah ini harus ikut. Aku berdiri di deretan paling depan di lapangan dan ada seorang guru yg betdiri di dpan lapangan utk mmberi contoh, sedangkan beberapa guru berdiri di pinggir lapangan untuk mengawasi. Krn lama aku tak ikut senam pagi aku tidak hafal gerakannya dan sekeras apapun aku mengikuti aku tidak bisa hafal gerakannya saat itt jga. Sehabis acara senam pagi bapak guru yg tdi mngawasi berbicara panjang lebar ttg gerakanku yg tidak sesuai. Aku hnya tertunduk malu mendengar seluruh murid2 tertawa. Saat aku duduk di kelas 6 aku mulai pede brsekolah dan Akupun meraih ranking kedua. Baru setahun kumerasa betah bersekolah disini aku harus berpisah dg teman2ku dan kami meneruskan ke SMP yg berbeda. Waktu itu masuj ke jenjang SMP melewati tes seleksi dan Alhamdulillah aku bisa lulus seleksi di SMP favorit di kota ini. Ada hal istimewa sejak aku duduk di SMP, yaitu dipencarnya kelas sehingga setiap kenaikan kelas teman-temannya banyak yg baru. Seperti waktu kelas 2 ada dua orang teman laki-laki yg berbeda sifat dan latar belakang ortunya tapi dua2nya mnurutku pya sifat yg mnyebalkan yaitu 'sok'. anak lelaki yg satu sering tidak maduk sekolah dan walikelasku panjang lebar curhat didepan kelas ttg saat kunjungan kerumah anak tsb yg bolak balik dilakukan sampai saat beliau tifak dibukakan pintu oleh yg pnya rumah atau saat ketemu anak itu dirumahnya, ternyata tak ada siapa2 krn bapaknya yg tentara sedang bertugas ke timtim. Sedangkan anak lelaki yg satunya adalah anak seorang dokter, dia jorok suka meludah di atas meja dan nakal. Kalau dikelas kedua anak lelaki tersebut sering berantem tapi menurut penilaianku saat itu wali kelas pasti selalu ada di pihak anak dokter itu, padahal jelas2 anak itu yg memulai. Anak lelaki dari seotang dokter itupun sifatnya kurang menyenangkan. Aku ingat saat upacara aku memakai sepatu karet merk 'Bata' dan dia mentertawakanku dan menyebut sepatuku sepatu "korban perang malvinas". Malvinas adalah kepulauan yg sedang berusaha diambil oleh kerajaan inggris dari pulau chrismast. Memang saat aku di kelas 2 teman2ku rata2 bersepatu kets merk 'puma'.ata pelajaran di SMP yg paling kusuka adalah pelajaran bahasa inggris. Sebetulnya pelajaran matematikapun merupakan mapel fav ku, tapi klw cara mngajar guruku tidak menyenangkan maka aku jd kurang suka. Walau aku suka bhs inggris tapi waktu kelas satu pelajaran bahasa inggris agak mengecewakan bagiku krn ibu guruku sering sakit dan yg mengajarnya diganti oleh bapak guru yg kebetulan mnjadi suaminya. Di kelas 3 aku kembali menyukai matematika disamping bhs inggris. Guru mtk ku ini guru yg sgt tegas dan tetkesan galak. Cara menerangkannya singkat, tegas dan jelas. Kuingat saat itu kami bljar trigonometri dan sampai saat ini masih terngiang istilah2 yg mmudahkanku utk mngrjakan soal; seperti 'kosami' = kosinus samping miring, 'sindemi'= sinus depan miring, dan 'tandesa' = tangen depan samping.

Jumat, 29 Desember 2017

ASTRA BERPERAN DALAM MENINGKATKAN FUNGSI TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI SALAH SATU SARANA PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK


Berbicara tentang Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani, Bandung, tak lepas dari pendidikan karakter dan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Bagaimana tidak, di taman lalu lintas ini para pengunjung (yang dibidik adalah anak-anak) disuguhi dengan berbagai wahana dan rambu lalu lintas yang bisa mengarahkan mereka untuk bisa tumbuh dan meningkat karakter serta pengetahuannya, belajar mengkontruksi dan bertanya.
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani ini selesai direvitalisasi oleh Astra dengan menggunakan dana CSR sebesar 9,2 milyar rupiah dan diresmikan oleh walikota Bandung, Ridwan Kamil, pada tanggal 29 September 2017. Program revitalisasi Taman Lalu Lintas merupakan wujud peran serta PT. TAM dalam membangun negara dan kemajuan Indonesia. Revitalisasi taman lalu lintas ini sesuai dengan tiga pilar CSR sekaligus yaitu lingkungan, keselamatan berkendara, dan pendidikan. Astra melengkapi dan memperbaiki berbagai fasilitas di taman edukasi ini. Seperti diketahui sebelumnya peran Astra terhadap lingkungan sangat tinggi hal ini dibuktikan dengan salah satu kontribusi Toyota yakni program Toyota Car for Tree sejak 2010 dan merupakan bagian dari semangat let's go beyond.
Langkah Astra dalam merevitalisasi Taman Lalu Lintas sangat sejalan dengan apa yang sekarang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter (PPK) dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya. Dukungan Astra ini searah dengan tujuan PPK dalam mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta Didik.

Penguatan karakter yang bisa diperoleh dari Taman lalu Lintas merupakan pengejawantahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam SKL terdapat indikator kompetensi sikap dan beberapa Sub Indikator diantaranya memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter, memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin dan memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab.
.
Sub indikator pertama adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter. Pelajaran di Taman Lalu Lintas dapat mempengaruhi seorang anak dalam berkarakter. Menurut Arismantoro dalam bukunya yang berjudul Berbagai Aspek Character Building, Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter; secara teori pembentukan karakter anak dimulai dari usia 0-8 tahun, artinya di masa usia tersebut karakter anak masih dapat berubah-ubah tergantung dari pengalaman hidupnya. Oleh karena itu membentuk karakter anak harus dimulai sedini mungkin.
Begitu pula dengan berkunjung ke Taman Lalu Lintas diharapkan karakter anak akan terbentuk. Saat memasuki area taman para pengunjung (anak-anak) sudah disambut dengan rambu lalu lintas yang cukup besar. Ada tiga rambu lalu lintas yang berhasil menyedot keingintahuan anak. Dengan melihat rambu-rambu ini anak terpancing untuk menanyakan makna dari rambu tersebut sehingga mereka sudah mulai mengkontruksi dalam alam pikirannya tentang rambu-rambu lalu lintas. Setelah itu suguhan piktogram berupa berbagai rambu lalu lintas dan petunjuk lokasi sangat menonjol dengan warna kuning dan memberi kesempatan kepada anak untuk meneliti satu demi satu gambar rambu-rambu tersebut. Anak-anak diperkenalkan dengan rambu-rambu lalu lintas agar mereka mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di jalan raya.
Sub Indikator kompetensi sikap yang kedua adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin. Sikap Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan berkendara diterapkan pada  miniatur jalan raya yang dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintasnya. Dalam zona kota di mana ada miniatur Jalan Braga dan Jalan Merdeka dimaksudkan supaya anak-anak paham dengan kerumitan berlalu-lintas. Anak-anak sudah dituntun untuk memahami ketertiban selama di jalan raya agar berdampak pada keselamatan. Begitu pula ketika melintasi rel kereta api betul-betul dikondisikan mirip aslinya. Anak diperkenalkan bagaimana saat harus menyebrang rel kereta api. Ketika pintu ditutup artinya kereta akan melintas dan anak tahu bahwa mereka dilarang menyebrang saat itu, tetapi ketika pintu terbuka mereka baru diperbolehkan menyeberang rel kereta api dengan aman. Begitupun ketika anak memasuki kawasan stasiun, mereka antri membeli karcis dan menunggu kedatangan kereta api dengan tertib. Selain itu sejumlah ornamen menyerupai miniatur kota kini terbangun dengan cukup apik. Di setiap sudut dipasangi rambu yang sesuai dengan kondisi nyata di jalan raya.  Pom bensin, bengkel dan parkiran dibuat agar bisa menambah wawasan anak saat di jalan raya kala belajar menyetir mobil mengikuti jalur yang sudah ditentukan.
Sub Indikator sikap yang ketiga adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab. Dengan adanya wahana sepeda anak diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan lingkungan. Anak-anak bisa menyusuri kota, gunung dan sungai untuk menikmati lingkungan sehingga diharapkan timbul rasa peduli terhadap lingkungan dan kelak akan memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaganya. Dengan tertatanya lingkungan di taman edukasi ini kelak diharapkan anak-anak juga akan peduli pada kelestariannya.

Dalam upaya mencapai kompetensi sikap tidak terlepas dari aktifitas belajar. Aktifitas belajar bagi anak-anak di taman lalu lintas dapat diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu: kegiatan visual, kegiatan motorik dan emosional. Pada kegiatan visual anak-anak lebih cepat mengingat dalam memorinya ketika mereka melakukan aktifitas belajar melalui gambar-gambar. Dengan melihat gambar rambu-rambu lalu lintas mereka akan dengan mudah mengingat dan memahaminya. Yang termasuk kegiatan motorik (Motor activities) adalah bermain. Anak-anak tidak merasa bahwa mereka sedang diberitahu oleh orang dewasa karena belajar tentang rambu-rambu dilakukan sambil bermain.
Atifitas belajar yang lain adalah aktifitas belajar menggunakan emosi (Emotional activities); misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat, dan berani. Anak-anak tidak akan merasa terbebani ketika mereka belajar dalam keadaan bergembira. Disamping itu anak-anak sangat menaruh minat pada hal-hal unik, seperti halnya mobil kijang Innova yang menggantung di dinding. Selain unik,  Astra juga berhasil meningkatkan brand awareness Toyota di Bandung.
Langkah revitalisasi Astra terhadap taman lalu lintas Ade Irma Suryani diharapkan sukses meningkatkan fungsi taman Lalu Lintas sebagai sarana penguatan pendidikan karakter bagi anak. Kedepannya anak-anak yang berkunjung ke Taman Lalu Lintas memiliki karakter yang sangat baik dalam menerapkan budaya disiplin dan bertanggung jawab dalam berlalu lintas dan bisa menyebarkan virus-virus ini kepada semua orang di lingkungannya. Taman Lalu Lintas diharapkan menjadi salah satu “guru” dalam membangun karakter anak bangsa. Sukses buat Astra yang turut andil dalam bidang lingkungan, keselamatan berkendara dan pendidikan di taman lalu lintas ini.

ASTRA BERPERAN DALAM MENINGKATKAN FUNGSI TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI SALAH SATU SARANA PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK



 Berbicara tentang Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani, Bandung, tak lepas dari pendidikan karakter dan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Bagaimana tidak, di taman lalu lintas ini para pengunjung (yang dibidik adalah anak-anak) disuguhi dengan berbagai wahana dan rambu lalu lintas yang bisa mengarahkan mereka untuk bisa tumbuh dan meningkat karakter serta pengetahuannya, belajar mengkontruksi dan bertanya.

Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani ini selesai direvitalisasi oleh Astra dengan menggunakan dana CSR sebesar 9,2 milyar rupiah dan diresmikan oleh walikota Bandung, Ridwan Kamil, pada tanggal 29 September 2017. Program revitalisasi Taman Lalu Lintas merupakan wujud peran serta PT. TAM dalam membangun negara dan kemajuan Indonesia. Revitalisasi taman lalu lintas ini sesuai dengan tiga pilar CSR sekaligus yaitu lingkungan, keselamatan berkendara, dan pendidikan. Astra melengkapi dan memperbaiki berbagai fasilitas di taman edukasi ini. Seperti diketahui sebelumnya peran Astra terhadap lingkungan sangat tinggi hal ini dibuktikan dengan salah satu kontribusi Toyota yakni program Toyota Car for Tree sejak 2010 dan merupakan bagian dari semangat let's go beyond.
Langkah Astra dalam merevitalisasi Taman Lalu Lintas sangat sejalan dengan apa yang sekarang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter (PPK) dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya. Dukungan Astra ini searah dengan tujuan PPK dalam mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta Didik.

Penguatan karakter yang bisa diperoleh dari Taman lalu Lintas merupakan pengejawantahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam SKL terdapat indikator kompetensi sikap dan beberapa Sub Indikator diantaranya memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter, memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin dan memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab.
.
Sub indikator pertama adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter. Pelajaran di Taman Lalu Lintas dapat mempengaruhi seorang anak dalam berkarakter. Menurut Arismantoro dalam bukunya yang berjudul Berbagai Aspek Character Building, Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter; secara teori pembentukan karakter anak dimulai dari usia 0-8 tahun, artinya di masa usia tersebut karakter anak masih dapat berubah-ubah tergantung dari pengalaman hidupnya. Oleh karena itu membentuk karakter anak harus dimulai sedini mungkin.
Begitu pula dengan berkunjung ke Taman Lalu Lintas diharapkan karakter anak akan terbentuk. Saat memasuki area taman para pengunjung (anak-anak) sudah disambut dengan rambu lalu lintas yang cukup besar. Ada tiga rambu lalu lintas yang berhasil menyedot keingintahuan anak. Dengan melihat rambu-rambu ini anak terpancing untuk menanyakan makna dari rambu tersebut sehingga mereka sudah mulai mengkontruksi dalam alam pikirannya tentang rambu-rambu lalu lintas. Setelah itu suguhan piktogram berupa berbagai rambu lalu lintas dan petunjuk lokasi sangat menonjol dengan warna kuning dan memberi kesempatan kepada anak untuk meneliti satu demi satu gambar rambu-rambu tersebut. Anak-anak diperkenalkan dengan rambu-rambu lalu lintas agar mereka mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di jalan raya.
Sub Indikator kompetensi sikap yang kedua adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin. Sikap Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan berkendara diterapkan pada  miniatur jalan raya yang dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintasnya. Dalam zona kota di mana ada miniatur Jalan Braga dan Jalan Merdeka dimaksudkan supaya anak-anak paham dengan kerumitan berlalu-lintas. Anak-anak sudah dituntun untuk memahami ketertiban selama di jalan raya agar berdampak pada keselamatan. Begitu pula ketika melintasi rel kereta api betul-betul dikondisikan mirip aslinya. Anak diperkenalkan bagaimana saat harus menyebrang rel kereta api. Ketika pintu ditutup artinya kereta akan melintas dan anak tahu bahwa mereka dilarang menyebrang saat itu, tetapi ketika pintu terbuka mereka baru diperbolehkan menyeberang rel kereta api dengan aman. Begitupun ketika anak memasuki kawasan stasiun, mereka antri membeli karcis dan menunggu kedatangan kereta api dengan tertib. Selain itu sejumlah ornamen menyerupai miniatur kota kini terbangun dengan cukup apik. Di setiap sudut dipasangi rambu yang sesuai dengan kondisi nyata di jalan raya.  Pom bensin, bengkel dan parkiran dibuat agar bisa menambah wawasan anak saat di jalan raya kala belajar menyetir mobil mengikuti jalur yang sudah ditentukan.

Sub Indikator sikap yang ketiga adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab. Dengan adanya wahana sepeda anak diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan lingkungan. Anak-anak bisa menyusuri kota, gunung dan sungai untuk menikmati lingkungan sehingga diharapkan timbul rasa peduli terhadap lingkungan dan kelak akan memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaganya. Dengan tertatanya lingkungan di taman edukasi ini kelak diharapkan anak-anak juga akan peduli pada kelestariannya.

Dalam upaya mencapai kompetensi sikap tidak terlepas dari aktifitas belajar. Aktifitas belajar bagi anak-anak di taman lalu lintas dapat diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu: kegiatan visual, kegiatan motorik dan emosional. Pada kegiatan visual anak-anak lebih cepat mengingat dalam memorinya ketika mereka melakukan aktifitas belajar melalui gambar-gambar. Dengan melihat gambar rambu-rambu lalu lintas mereka akan dengan mudah mengingat dan memahaminya. Yang termasuk kegiatan motorik (Motor activities) adalah bermain. Anak-anak tidak merasa bahwa mereka sedang diberitahu oleh orang dewasa karena belajar tentang rambu-rambu dilakukan sambil bermain.
Atifitas belajar yang lain adalah aktifitas belajar menggunakan emosi (Emotional activities); misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat, dan berani. Anak-anak tidak akan merasa terbebani ketika mereka belajar dalam keadaan bergembira. Disamping itu anak-anak sangat menaruh minat pada hal-hal unik, seperti halnya mobil kijang Innova yang menggantung di dinding. Selain unik,  Astra juga berhasil meningkatkan brand awareness Toyota di Bandung.

Langkah revitalisasi Astra terhadap taman lalu lintas Ade Irma Suryani diharapkan sukses meningkatkan fungsi taman Lalu Lintas sebagai sarana penguatan pendidikan karakter bagi anak. Kedepannya anak-anak yang berkunjung ke Taman Lalu Lintas memiliki karakter yang sangat baik dalam menerapkan budaya disiplin dan bertanggung jawab dalam berlalu lintas dan bisa menyebarkan virus-virus ini kepada semua orang di lingkungannya. Taman Lalu Lintas diharapkan menjadi salah satu “guru” dalam membangun karakter anak bangsa. Sukses buat Astra yang turut andil dalam bidang lingkungan, keselamatan berkendara dan pendidikan di taman lalu lintas ini.

Sabtu, 14 Oktober 2017

puisi nu can kakocapkeun


Tepung 2 taun
karasa alon nunutur tuur
pikeun ngubaran nu raheut
nyait hate nu gudawang
malikeun tibelat nu can kacacapkeun
ngusapan nu awor ku cimata...
Tepung 2 taun
aya nu nyelekit
waktu manggihan kapapait
ayeuna kuring didieu
ukur bisa munajat
ka nu ngawasa alam murbeng
ngintun du'a ka nu pernah mapaes hate nu kungsi tibelat
Allohummagh firlahu
warhamhu
wa 'aafihi
wa'fu 'anhu..
amiin yaa robbal alamiin