Senin, 11 Maret 2013

Short and simple Drama: Sangkuriang


1st Session: SANGKURIANG AND DAYANG SUMBI
Long time ago there lived a beautiful woman, named Dayang Sumbi,  with her son (Sangkuriang) and a dog (si Tumang).
IN THEIR HOUSE
 One day the boy said to his mom:” Mom, I want to go hunting with si Tumang tomorrow, can I?”
Dayang Sumbi:”Actually, I worry about you, my son. You’re just the little boy.”
Sangkuriang:”But, please, Mom... I can take care of myself, and I think si Tumang can be my bodyguard, too.”
Dayang Sumbi:”Hmmm... well, I can deny your request, my son, but please take care of yourself, and stay close to si Tumang!”
Sangkuriang:”Ok, Mom, I’ll always remember it.”
IN THE FOREST, THE FOLLOWING DAY
Sangkuriang:” Huhhh....All day long I can’t hunt any animals, even a bird. But I must show to my mom that I am a good hunter.” (Look at si Tumang, who was sitting behind him, a bad willing arised. Hmmm...why don’t I kill si Tumang and I give its flesh to my mom? I believe she’ll be happy).”Tumang, run forward, Nowwww.....!”
Si Tumang ran hurriedly when his master asked him. Poor si Tumang, when he was running, Sangkuriang shot  it with his arrow and it died.
AT HOME
Sangkuriang:”Moooommmmm.... mooommmmm.... I’m home. Look at what I bring with me!”
Dayang Sumbi:”Wow, You’re really a clever hunter, my son. Let’s cook it. I’d like to make a special meal from this flesh.”
AFTER A MOMENT
Dayang Sumbi:”This is it, A tomato sauce barbeque smoke beef with cheese ala Dayang Sumbi.”
(After finish eating) Sangkuriang:”What a delicious meal that I’ve ever eaten.”
Dayang Sumbi:”That’s right. Btw, where’s Tumang? He will be glad if I give him a slice.
(Sangkuriang keep silent for a moment) “Ehmmm, I... I... Act...Actually I killed him, and you’ve cooked it just now.”
Dayang Sumbi:”Whattttt?” How dare you are!! (Dayang Sumbi hit Sangkuriang’s head with a big spoon). He’s your father. I said HE IS YOU FATHER. Now,  Go away from here, right now and never be back anymore.”
Sangkuriang (cry):”But, Mom, please forgive me...”
Dayang Sumbi:”It’s too late. Your father was dead because of you. And I never ever forgive you.”(Close the door very hard)., and Sangkuriang left his house sadly.
Second session: THE LEGEND OF TANGKUBAN PERAHU MOUNT
About twenty years later, Sangkuriang was back to his village again and met a beautiful girl that made him fall in love. The girl was Dayang Sumbi, his mom!!And Finally Dayang Sumbi knew it, and she didn’t want his son marry her.
Sangkuriang:”Will you marry me, my lovely girl?”
Dayang Sumbi:”Well, I want to marry you, but with one request.”
Sangkuriang:”What is it? I will fulfill what you want.”
Dayang Sumbi:”I want you make a big boat in one night. If you fail, I can refuse you.”
Sangkuriang:”No problem.”
SANGKURIANG COMMUNICATED WITH HIS BODYGUARDS, THE SPIRITS
Sangkuriang:”Hi, my loyal Spirits, I give you a task tonight. Make a big boat, don’t be late. The boat must be finished before dawn.”
The Leader of Spirits:”No problem, my master. We will do our best for you.”
IN THE OTHER PLACE
Dayang Sumbi:”My good friends Would you please help me?”
The girls:”What can we do, Dayang?”
Dayang Sumbi:” Please hit the mortar as aloud as possible, and throw your orange scarves to the air as high as you can.”
The girls:” When?”
Dayang Sumbi:” At midnight.”
The Girls:”Ok.”
At midnight The Spirit almost finished making a big boat and this made Dayang Sumbi scared. She hurriedly asked the girls in the village to hit mortar aloud and throw orange scarves to the air.
Looking at this view, all spirits ran away because of scary. They thought that it was dawn.
The Leader of Spirits:”Woi.... stop your job, and run right now! Keep yourself safe!”
Knowing that Dayang Sumbi did a trick, Sangkuriang got angry:”I hate you... I hate you.” and he kicked the boat very hard, and the boat became upside down. From that place, a Tangkuban Perahu Mount arised.

Minggu, 03 Maret 2013

naskah drama: Ciung Wanara


CIUNG WANARA
SETTING:
1.    Lokasi : Kerajaan dan desa
2.    Pemain: Prabu Wijaya, Dewi Pangreyep, Ciung Wanara, Ki Lengser, Aki Balangantrang dan Nini Balangantrang.
Prabu  Wijaya Kusuma memerintah kerajaan Galuh yang sangat luas. Permaisurinya 2 orang. Yang pertama bernama Pohaci Naganingrum dan yang kedua bernama Dewi Pangrenyep. Keduanya sedang mengandung
Pada bulan ke-9 Dewi Pangrenyep melahirkan seorang putra. Raja sangat bersuka cita dan sang putra diberi nama Hariang Banga.
Hariang Banga telah berusia 3 bulan, namun permaisuri Pohaci Naganingrum belum juga melahirkan. Khawatir kalau-kalau Pohaci melahirkan seorang putra yang nanti dapat merebut kasih sayang raja terhadap Hariang Banga, Dewi Pangrenyep bermaksud hendak mencelakakan putra Pohaci.
Setelah bulan ke-13 Pohaci pun melahirkan. Atas upaya Dewi Pangrenyep tak seorang dayang-dayang pun diperkenankan menolong Pohaci, melainkan Pangrenyep sendiri. Pohaci.
1.    Di Istana
Dewi Pangreyep (duduk berlutut sambil menyembah) : “Wahai Paduka Raja, saya mohon izin untuk membantu kelahiran Kakanda Pohaci Naganingrum sebagai balas jasa hamba pada beliau”.
Raja Wijaya (duduk di kursi Singgasana): “Hmmm, baiklah, Adinda. Kalau engkau mau membantu kelahiran Pohaci, silahkan. Asal tidak mengganggu kegiatanmu”.
Dewi Panreyep (masih duduk berlutut): “Sama sekali tidak, Paduka Raja. Tapi hamba hanya ingin membantu persalinan kakanda Pohaci seorang diri. Hamba tidak ingin dibantu dayang-dayang, karena mereka hanya akan membuat saya tidak konsentrasi sepenuhnya. Baiklah, hamba undur diri dulu, Paduka”.(mundur sambil tetap berlutut)
2.    Di Tepi Sungai

Bayi Pohaci dimasukkannya dalam kandaga emas disertai telur ayam dan dihanyutkannya ke sungai Citandui. Diam-diam kejadian ini diintip oleh Ki Lengser.
Dewi Pangreyep (berdiri di pinggir sungai sambil berkacak pinggang) : ”hahaha... Sekarang hanya anakku satu-satunya yang akan menjadi raja. Enyahlah kau, bayi bodoh!! Hahaha....”
3.    Di Istana
Dewi Pangreyep (duduk berlutut menggendong bayi anjing, sambil menangis) : “Wahai, Paduka, hiks hiks hiks...Hamba tak menyangka kalau kakanda Pohaci melahirkan seekor bayi anjing. Hamba sungguh tak percaya dengan kejadian ini. Tapi hamba sendiri yang melihat dan membantu kelahirannya, hiks..hiks..hiks... Apa yang harus hamba lakukan?”
Raja Wijaya (berdiri dengan mimik marah): “Apa???? Sungguh terlalu si Pohaci!! Cepat bunuh Pohaci dan anak anjing itu!! Ki Lengser....Ki Lengser......” (Raja berteriak sambil jalan ke depan ke belakang).
(Dewi Pangreyep tersenyum puas di belakang raja)
Karena aib yang ditimbulkan Pohaci Naganingrum yang telah melahirkan seekor anjing, raja sangat murka dan menyuruh Si Lengser (pegawai istana) untuk membunuh Pohaci.
Ki Lengser (duduk menyembah) : “Wahai, Paduka, Ada apa gerangan Paduka memanggil hamba?”
Raja ( berdiri, sambil menunjuk bayi anjing yang digendong dewi Pangreyep) :” Buang anjing itu dan si Pohaci di hutan sana!! Jangan sampai ada seorangpun yang tahu”.
Ki Lengser (menengok ke arah Dewi Pangreyep) : “Te...tetapi....”
Raja : ”Sudah, jangan membantah. Ini perintah!!”
Ki Lengser tidak sampai hati melaksanakan perintah raja terhadap Pohaci, permaisuri junjungannya. Pohaci diantarkannya ke desa tempat kelahirannya, namun dilaporkannya telah dibunuh.
4.    Di Sebuah Desa
Adalah seorang Aki bersama istrinya, Nini Balangantrang, tinggal di desa Geger Sunten tanpa bertetangga. Sudah lama mereka menikah, tetapi belum dikarunia anak. Suatu malam Nini bermimpi kejatuhan bulan purnama.
Nini Balangantrang: ”Aki...Aki.... Tadi malam Nini mimpi kejatuhan bulan, apa ya, makna mimpi nini itu?”
Aki Balangantrang: ”Itu artinya kita akan mendapat rezeki yang besar , Ni. Doakan saja mudah-mudahan benar. Sekarang aki akan ke sungai mencari ikan, kita berdoa semoga ikannya besar-besar.”
Nini: ”Iya, Ki... mudah-mudahan mimpi tadi malam itu artinya aki akan mendapat ikan yang banyak dan besar-besar.”
Lalu Aki pergi ke sungai membawa jala untuk menangkap ikan.
Ketika sedang menunggu kailnya disanggut ikan, tiba-tiba aki Balangantrang melihat sebuah kandaga emas sedang terombang-ambing di sungai. Diambilnya segera kandaga itu.Betapa terkejut dan gembira ia mendapatkan kandaga emas yang berisi bayi beserta telur ayam.
Aki (teriak sambil tergopoh-gopoh): “Nini...nini... lihat ini... apa yang aki bawa?”
Nini keluar rumah (sambil membetulkan kain samping): “Ada apa, Aki? Teriak-teriak kayak kesetanan.”
Aki: ”Lihat, Ni.. mimpi nini jadi kenyataan. Bayi inilah yang ada dalam impian nini.”
Nini (segera menggendong bayi laki-laki itu): “Aduh, cakep sekali anak ini. Siapa namanya, Ki?”
Aki (Jari telunjuknya ditempelkan didahi kanan dan mengerutkan dahi: ”Hmmmm...”
(Jarinya dilepaskan dari dahi dan aki tersenyum lebar) : “Oh... iya.... bagaimana kalau Ciung Wanara?”
 Mereka asuh bayi itu dengan sabar dan penuh kasih sayang. Telur ayam itu pun mereka tetaskan, mereka memeliharanya hingga menjadi seekor ayam jantan yang ajaib dan perkasa. Setelah besar bertanyalah Ciung Wanara kepada ayah dan ibu angkatnya.
Ciung Wanara: ”Aki, Nini...Ciung ingin tahu orang tua Ciung. Masih hidupkah mereka?”
Terus terang Aki dan Nini menceritakan tentang asal-usul Ciung Wanara. Setelah mendengar cerita ayah dan ibu angkatnya, tahulah Ciung Wanara akan dirinya.
Suatu hari Ciung Wanara pamit untuk menyabung ayamnya dengan ayam raja, karena didengarnya raja gemar menyabung ayam..
Ciung : ”Aki, Nini.... Ciung akan pergi menyabung ayam di kerajaan. Izinkan anakmu ini pergi. Mohon doa restu dari kalian berdua.”
Nini (mengusap kepala ciung wanara): ”Baiklah anakku, hiks....Nini doakan kamu memenangkan pertandingan itu, hiks....”
(Sebelum pergi Ciung mencium tangan kedua orang tua angkatnya).
5.    Di Istana

Ciung Wanara mengajukan syarat taruhan. Taruhannya ialah, bila ayam Ciung Wanara kalah ia rela mengorbankan nyawanya. Tetapi bila ayam raja kalah, raja harus bersedia mengangkatnya menjadi putra mahkota. Raja menerima dengan gembira tawaran tersebut.
Ciung: “Wahai, Paduka... Sebelum bertanding, perkenankan hamba mengajukan satu permohonan".
Raja: “Silahkan, Kisanak, Apa maumu?”
Ciung: “Kalau Paduka raja menang, hamba bersedia mengorbankan nyawa hamba, sebaliknya, kalau hamba menang, hamba ingin Paduka jadikan sebagai putra mahkota.”
Raja: “Ha...ha...ha.... Baiklah kisanak, kalau itu keinginanmu, akan aku penuhi. Sekarang, ayo suruh ayammu mengeluarkan semua kekuatannya untuk melawan ayam kesayanganku, hahaha...”
Sebelum ayam berlaga, ayam Ciung Wanara berkokok dengan anehnya, melukiskan peristiwa bertahun-tahun yang lampau tentang permaisuri yang dihukum mati dan kandaga emas yang berisi bayi yang dihanyutkan. Raja tidak menyadari hal itu, tetapi sebaliknya Si Lengser sangat terkesan akan hal itu.Bahkan ia menyadari sekarang Ciung Wanara yang ada di hadapannya adalah putra raja sendiri.
Setelah persabungan, ayam baginda kalah dan ayam Ciung Wanara menang. Raja menepati janji dan Ciung Wanara diangkat menjadi putra mahkota.
Raja: ”Hai, Ciung Wanara! Aku tepati janjiku kemarin. Kau kuangkat jadi putra mahkota kerena Engkau memenangkan sabung ayam ini. Dan aku akan membagi kerajaan ini menjadi dua, satu untuk anakku, Hariang Banga dan satu lagi untukmu. Kau berhak menjadi raja.”
Ciung wanara: ”Terima kasih, Paduka Raja. Paduka memang benar raja yang bijaksana dan jujur.”
 Dalam pesta pengangkatan putra mahkota, raja membagi 2 kerajaan untuk Ciung Wanara dan Hariang Banga. Selesai pesta pengangkatan putra mahkota Si Lengser bercerita kepada raja tentang hal yang sesungguhnya mengenai permaisuri Pohaci Naganingrum dan Ciung Wanara.
Ki Lengser: ”Paduka, izinkan hamba berterus terang akan suatu kebenaran.”
Raja: ”Kebenaran apakah yang kau maksud, Ki?”
Ki Lengser: ”Mohon ampun sebelumnya. Sesungguhnya Ciung Wanara adalah putra mahkota Paduka yang dibuang oleh Ratu Dewi Pangreyep.”
Raja: ”Benarkah itu, Aki? Hmmmm... ternyata istriku, Dewi Pangreyep telah berbuat jahat. Aku benci orang yang mencelakakan orang lain untuk kepentingannya.”
(Raja berdiri dan berteriak): “Pengawal...,tangkap Dewi Pangreyep dan masukkan ke penjara!”
Akhir cerita Dewi Pangreyep dipenjara, sedangkan Ciung Wanara dan Hariang Banga menjadi raja di masing-masing kerajaan.

writing test


Name:                                                 Class:                                      Score:             

I. Complete the dialogue using certainty or uncertainty expressions.

1. Asep : Do you know how to make tomato juice?
Sanusi : Yes I do.
Asep : ….
Sanusi : Yes, of course!

2. Danias : Is this the right step to make candy?
Ketut Tantri : Yes, that’s right.
Danias : Really?
Ketut Tantri : ….

3. Putri : Would this fried rice be delicious?
Adi : Of course.
Putri : ….
Adi : Yes.
4. Panji : Are you sure that a pinch of salt is enough?
Danias : ….
5. Bayu : We don’t need to add sugar.
Saly : ….
Bayu : I’m very certain, Sal.

II. Write the expression of Admiration using the adjective given.
1.      Expensive

2.      Sweet

3.      Cool

4.      Interesting

5.      Amazing

III. Complete the expression of asking for repetition.
1. Fredy : I’m sorry. I didn’t ……….. what you said.
    Laila : I said you should retype the password.

2. Angelina : Could you please ……………. it again?
    Hereka : Oh, I’ll repeat.
    Angelina : Thanks.

3. Asep : ………………. ?What was that again?
    Huri : You missed the fourth step.

4. Ajeng : Could you ……………….. more aloud, please?Your voice is too low.
   Apis : OK.

5.Zoni: Sorry, I don’t understand ………….. you mean.
   Jusi: Well,I mean I want you to be better, you know.
                                                                                                                        




I.    Complete the sentences in the recipe of Making LEMONADE
Ingredients:
6 ……. (water/glasses/lemons)
1 cup of …(salt/sugar/flour)
8 cups of …..water (very hot/source/iced)
1 cup of ……water (boiling/source/salty)
Directions:
1. (throw /squeeze) the juice from lemons into a bowl. Set lemon rinds aside.
2. (drink/strain) lemon juice into a large pitcher.
3. (add/reduce) sugar and ice water; Stir until sugar is dissolved. Set aside.
4. Place lemon rinds in a bowl and add boiling (lemon/water). Let stand until water is cold.
5.Discard the rinds, add water to pitcher and (cook/stir) well. Refrigerate until well chilled.
II. Based on the monologue above, decide whether the following
statements are true or false.

1. The recipe shows how to make a lemon.(T/F)
2. You need 1 cup of boiling water.(T/F)
3. You can throw away the lemonade rinds after you squeeze its juice out.(T/F)
4. The boiling water is used to soak the lemon juice.(T/F)
5. You need four types of ingredients to make some lemonade.(T/F)

III.       Complete the sentences with suitable words.
Edo                  : Ida, how do you send a short message?
Ida       : It’s very easy. Just go to the main menu, and then …………………… (1)“Message”. After that select ……………………(2)and then write your……………………….. (3) When you’ve finished writing your message, …………………(4)“Send” or “OK” or “Yes”. And then go to …………………………. (5) and select the ……………….. (6) you wanted to send it to.
Edo : Wow, that’s easy. Thanks.
IV.    Rewrite the steps “How to send a message”.
1.
2.
3.
4.
5.
6.